Jam 11.30 wib aku nyampe di Radio Gaya. Ini sesuai dengan pesan SMS dari pak Rawi, bahwa dia sudah ada di lokasi pada jam itu.
Setelah celingukan sebentar, akhirnya muncul juga pak Rawi di Studio Radio Gaya 93.6 FM. Kita langsung masuk di studio dan disambut ramah oleh beberapa orang yang ada di ruangan studio.
Berada di Studio Radio Gaya ini, rasanya seperti sedang main ke rumah kawan. Ada dapur dan toilet yang diatur sedemikian rupa sehingga memberikan kesan sebuah rumah yang dipakai sebagai ruangan studio. Rasanya adem dan akrab banget.
Baru bernarsis ria di depan tulisan radio Gaya, mbak Eri sudah muncul dan menyalami kita satu demi satu. Di kemudian saat baru aku tahu kalau dia adalah lulusan S1 Arsitek. Wauw, mantap banget nih. Lulusan S1 yang hobinya membuat gambar arsitek dan pekerjaannya menjadi penyiar radio.
Tepat jam 12.00, kami langsung test sound. Hehehehe... mic-nya pak Rawi sempat ngadat, gak keluar suaranya. Setelah dipegang-pegang mbak Eri baru mau bunyi, tapi biar lebih afdol, pak Rawipun ganti mic. Kejadian ini tentu tidak tertangkap oleh pendengar, padahal dilakukan sambil tetap siaran on air.
Talkshow ini dibagi menjadi tiga babak, yaitu babak pertama banyak difokuskan untuk menggali tentang Kompasiana, babak kedua tentang Cimart dan babak terakhir lebih fokus pada pelaksanaan acara pelatihan Blog Kompasiana, tanggal 5 Juli 2009 di Resto SamiKuring Cikarang.
Pak Amril yang seharunya diplot untuk bicara atas nama Kompasiana, terpaksa tak gantikan posisinya, sehingga pak Rawi terpaksa menjadi wakil dari Cimart. Padahal tadinya diplot untuk menjadi wakil dari panitia pelaksana acara.
Dalam wawancara selanjutnya, ternyata memang aku banyak cerita tentang Rumah Sehat Kompasiana.
"Kalau rumah sakit membuat orang yang sedang sakit menjadi sembuh, maka kalau Rumah Sehat adalah membuat orang sehat menjadi semakin sehat, bukan malah menjadi sakit !"
Pada sesi selanjutnya, kuceritakan tentang terbentuknya Cimart, yang tadinya berawal dari obrolan ngalor ngidul di milis Cikarang baru dan kemudian berkembang menjadi diskusi serius dan akhirnya terbentuklah Cimart, dengan pemegang tampuk kepemimpinan saat ini adalah Salah seorang pengusaha Baju Muslim yang sudah malang melintang di dunia bisnis baju.
Bertemunya dua kelompok ini terjadi karena dua orang aktifis di Cimart adalah aktifis juga di Kompasiana. Mereka adalah pak Amril dan EsHaPe. Dua orang blogger Cikarang yang "runtang-runtung", mulai pesta Blogger 2008 tahun lalu memang menjadi kompor dari para calon blogger dan blogger asli yang masih males nulis di blog.
Niat untuk ikut pesta Blogger 2009 pada bulan Oktober nanti membuat dua kompor ini terus menebar "racun", sehingga sedikit demi sedikit mulai menggigit para blogger di Cikarang Bekasi ini.
Setelah para blogger Cikarang mulai menggeliat, maka perlu ada momentum yang membuat para blogger ini merasakan keberadaan mereka di kancah komunitas blogger Indonesia. Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas blogger Cikarang.
Jangan heran kalau sekarang ada undangan kopdar pada para blogger Cikarang, maka DuO kompor Cikarang sudah mempunyai teman perjalanan. Itulah teman sehidup seCikarang !:-). Biasanya aku kebagian setia di depan setir, pak Amril setia ngePLURK di belakang dan teman-teman lain asyik ngobrol menikmati perjalanan Cikarang Jakarta.
Dalam acara ini juga ada sesi tanya jawab dan pertanyaan muncul dari Cibitung dan Cakung. Dua pertanyaan yang menggelitik diajukan dan dijawab dengan jawaban standard, karena mau njawab panjang lebar, waktu on air sudah mendekati lampur merah.
Misalnya pertanyaan tentang bedanya wordpress dengan blogspot. Jawaban pertanyaan ini bisa macem-macem, tapi aku njawabnya yang singkat saja. Dengan isi yang nyaris sama, terlihat wordpress lebih mudah diketemukan oleh search engine Gugel dibanding blogspot. Ini tentu bisa diperdebatkan, karena pada prinsipnya keduanya mempunya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Wordpress lebih sulit untuk memasang widget yang mengandung script, sementara itu di blogspot masang adsense malah sudah ada widgetnya.
Kalau masih penasaran, banyak sudut pandang dari blogger lain terhadap masalah ini. misalnya disini atau disini.
Pertanyaan kedua mengenai situs yang baru saja dibuat tetapi tidak muncul di mesin pencari GOOGLE. Hal ini sangat mungkin terjadi karena situs tersebut belum dikenal. Perlu dilakukan langkah-langkah SEO (Search Engine Optimization) agar situsnya bisa dikenal lebih cepat oleh mesin pencari.
Ada cara termurah lagi yaitu dengan membayar sebesar 30.000,- untuk promosi selama 1 bulan. Dimasukkan aja iklan dengan ditonjolkan kata kunci tertentu agar kata kunci tersebut bisa lebih dikenal. Hal ini saya lakukan juga di situs http://www.prakom.com dengan menggunakan kata kunci pita printer atau pita printronix. Hasilnya bisa masuk ke 10 besar bahkan bisa juga sampai 20 list itu adalah nama usaha saya semua.
Ada banyak cara tetapi karena keterbatasan waktu maka tidak bisa semuanya dikeluarkan.
Acara yang berlangsung satu jam ini ternyata berlalu begitu cepat. Tadinya mau ada teleconference dengan Kang Pepih atau Mas Iskandar dari Kompasiana, tapi waktu juga yang membuat acara harus berhenti sementara masih banyak kata-kata yang masih belum dikeluarkan.
Di akhir acara, ada dua pesan yang kusampaikan, yaitu pertama selalulah menulis dengan hati, sehingga tulisan kita bermanfaat bagi para pembacanya. Energi positif yang keluar dari tulisan kita akan membuat alam semsta ini mengirim balik energi positif yang kita kirim.
Yang kedua, bila sedang kehilangan ide ataupun sedang ingin meningkatkan jumlah pengunjung di blog kita secara gratis dan elegan, maka lakukanlah BLOG Walking. Baca baik-baik blog yang menurut kita menarik dan berikanlah komentar yang membangun bukan komentar yang isinya mencerca tanpa ada masukan yang menambah pencerahan tulisan yang kita baca.
Bila pembaca selanjutnya [setela kita] melihat komentar kita dan tertarik dengan isi komentar kita, maka bisa jadi mereka selanjutnya akan menjadi pembaca setia blog kita. Siapa tahu [?]
Minimal yang punya blog akan mampir ke blog kita juga. Ini sesuai dengan sifat kebanyakan blogger Indonesia, yang langsung pergi ke alamat penulis komentar yang ada di blog mereka.
Oce? Sampai ketemu lagi di talkshow yang lain. Setiap hari Selasa, selalu saja ada wawancara khusus dengan anggota TDA di Radio gaya ini. Silahkan simak mulai tanggal 7 Juli 2009.
Salam sukses dunia akherat...
*Special thank's pake telor kepada pak Eko yang sudah ngijinin untuk mengcopy paste artikelnya.
29 Juni 2009
28 Juni 2009
Danau Lido Sukabumi, riwayatmu kini...???
Hari minggu tanggal 28-Juni-2009 kami sekeluarga berangkat ke Danau Lido Sukabumi jam 6 pagi. Awalnya kita bingung mau liburan kemana... akhirnya setelah searching internet ketemu Danau Lido di Sukabumi.Tempat ini memang dari dulu pengin sekali kita kunjungi. Kita lihat dari foto-foto di internet, tempatnya sangat bagus dan akhirnya kita putuskan kesana.
Info yang kita dapat bahwa arah kesana akan macet karena banyak pasar dan banyak truk pengangkut air minum.
Kenyataannnya, perjalanan kita cuma menempuh 1 jam 45 menit, karena masih pagi sampai-sampai penjaga loketnya-pun belum datang jadi kita bisa masuk gratis.
Sesampai di sana ternyata, pertama kali saya melihat itu beda banget dengan yang ada di foto. Infrastruktur kurang terawat. Ada beberapa tempat duduk dari semen tapi itupun kondisinya juga sudah rusak. Banyak sampah2 bekas makanan. Saya bingung, daerah mana yang dikatakan bagus seperti di foto...???
Sewaktu saya datang memang ada petugas kebersihan yang sedang membersihkan lokasi tetapi bukan itu maksud-nya. Saya tidak menemukan tempat duduk yang nyaman di atas sebagai tempat isitirahat sebentar setelah lelah menempuh perjalanan. Ada tempat yang enak buat duduk tetapi itupun lokasinya ada di bawah dekat danau. Seharusnya sejak pertama kali tamu melihat lokasi, mereka harus sudah punya bayangan yang bagus, kalau kita umpamakan toko, itu istilahnya eye catching "titik sentral pandangan mata pada waktu pertama kali melihat".
Saya coba keliling ke beberapa tempat disitu dan ternyata tidak ada tempat bermain anak-anak seperti prosotan, jungkitan, ayunan, dll. Mungkin saya belum ketemu tetapi seharusnya hal ini sudah terlihat pada waktu pertama kali kunjungan atau bisa diberi peta petunjuk biar pengunjung tidak susah mencari.
Lalu akhirnya kami putuskan untuk naik perahu dayung karena penasaran sudah jauh-jauh kok nggak ngapa-ngapain. Tariffnya 70.000/route untuk 10 orang. Karena kami cuma bertiga akhirnya kami putuskan untuk berangkat aja gak usah nunggu yang lain. Lagi-lagi saya diberi kejutan... ternyata masih ada biaya 10.000 lagi untuk beli tiket. Ini resmi tapi kenapa tidak dijadikan satu aja dengan tarif yang ada.....???
Perahu di dayung 2 orang jalan ke tengah danau. Dari kejauhan danau memang bagus banget. Paduan warna hijau daun dan air danau dan langit yang cerah kelihatan bagus banget. Pantulan pohon ke air seperti cermin, bener-bener bagus.
Tapi setelah kita dekatin ke tempatnya ternyata.... banyak sekali rumput liar, banyak sampah bekas makanan/minuman.
Saya ngobrol-ngobrol dengan tukang perahu (TP) yang lagi dayung perahu.
Saya :"Pak kenapa sich kok kelihatan tidak terawat danaunya padahal nama Danau Lido itu sangat terkenal.."
TP :"...iya pak, setelah ganti manajemen, pengawasannya kurang. Dulu sewaktu masih dipegang manajemen yang lama danau ini terawat baik pak"
"Setiap sabtu semua yang ada disini termasuk tukang perahu kerja bakti mbersihin rumput-rumput seperti ini pak, sampah diambilin, jadi kelihatan rapi..."
Saya : "kalau sekarang ada seperti itu lagi dan bapak tidak dibayar... kira-kira bapak mau tidak..??"
TP : ".. mau banget pak, kalau lokasi bersih kan saya juga untung. Tamu bertambah dan penghasilan juga nambah..."
Saya jadi membandingkan dengan Taman Safari Indonesia (TSI) di Puncak. Di TSI tempatnya sangat luas, saya pernah berangkat pagi-pagi terus keliling-keliling sampai sore, capek banget dan saya masih merasa belum semua tempat dilihat. Tetapi biarpun tempatnya luas, di TSI bersih sekali dan sangat terawat. Banyak tong sampah, banyak petugas kebersihan, banyak penjual cindera mata.
Seharusnya sebuah tempat wisata melihat tempat wisata lainnya sebagai bahan perbandingan biar pengunjung yang pernah datang ke suatu tempat tidak akan membandingkan terlalu jauh.
Lebih bagus lagi kalau semua lokasi wisata di suatu kota itu dijadikan satu tempat wisata terpadu yang saling bersinergi. Dengan membayar sejumlah tertentu maka wisatawan bisa mengunjungi beberapa tempat wisata dan menginap di hotel sesuai dengan pilihan. Kayaknya hal ini membutuhkan campur tangan pihak ketiga seperti PEMDA atau swasta.
Sebagai wujud kecintaan saya pada tempat wisata dalam negeri, saya memberi masukan buat pengelola tempat wisata Danau Lido Sukabumi agar bisa menjadi lebih baik
1. Kebersihan dan kerapian dijaga.
Memang untuk memperbaiki semua infrastruktur yang ada itu pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit, tetapi ada cara yang murah yaitu menjaga kebersihan dan kerapian. Sampah di pinggir dan tengah danau secara rutin diambilin. Tong sampah diperbanyak, rumput liar di rapiin baik yang di pinggir danau maupun di taman.
2. Merangkul pedagang sekitar untuk turut merawat
Sebaiknya cara-cara seperti kerja bakti masal dengan melibatkan pedagang yang ada patut dilestarikan. Hal ini bisa menumbuhkan rasa memiliki yang akhirnya semuanya ikut serta menjaga lingkungan tempat untuk mencari rejeki
3. Perbanyak tempat bermain
Seharusnya pengunjung pada pandangan pertama harus sudah melihat kalau memang ada tempat bermain dan kalaupun tempatnya memang agajk terpencil hal ini bisa disiasati dengan menggunakan peta petunjuk arah. Jadikan tempat wisata nyaman juga buat anak-anak.
4. Perbanyak penjual cindera mata
Saya pernah berkunjung ke danau di daerah Panjalu Tasikmalaya. Disana banyak penjual cindera mata khas sunda maupun penjual mainan anak-anak. Saking banyaknya jadi crowded, tapi ini masih lebih bagus daripada tidak ada
Tetapi biarpun begitu secara keseluruhan saya masih ingin kembali lagi kesana sebab tempatnya memang mudah dijangkau dan harga tiket yang cukup murah. Bisa dijadikan sebagai tempat wisata alternatif setelah jenuh dengan keramaian kota.
Salam sukses dunia akherat,
26 Juni 2009
King - sahabat, keluarga, semangat, motivasi dan mimpi
Guntur, nama tokoh utama di film ini. Film yang menceritakan tentang perjuangan, motivasi, semangat pantang menyerah.
Film yang menceritakan tentang mimpi dari orang tua yang menginginkan anaknya menjadi apa yang menjadi idolanya, dalam hal ini sang bapak ingin anaknya "Guntur" menjadi seperti tokoh idola yaitu Liem Swie King. Sang anak diberi pendidikan sama kerasnya seperti tokoh idola tetapi sang anak tidak diberi fasilitas memadai karena masalah kesulitan keuangan.
Tokoh sentral Guntur mempunyai sahabat namanya Raden yang baik dan banyak akal walaupun akalnya sering kali nyusahin orang lain. Bagai seorang sahabat, di satu saat mereka tertawa bersama, bermain bersama, nggoda cewek bersama dan di suatu saat yang lain, mereka juga "berantem", saling ngambek tidak negur. Tetapi biar bagaimanapun kondisinya mereka tetaplah sahabat yang melebihi daripada sekedar teman. "berantem" adalah bumbu dari sebuah persahabatan.
Guntur dalam upaya menggapai mimpi menjadi pebulutangkis terkenal tidak bisa berjalan sendiri, Guntur membutuhkan dorongan orang-orang sekitar, butuh support keluarga (bapak), teman (Raden & Michelle) dan masyarakat sekitar.
Dalam kondisi kekurangan dalam banyak hal, Guntur bisa membuktikan bahwa dia bisa memberikan yang terbaik buat masyarakat luas dan bisa dijadikan kebanggaan keluarga.
Selain dukungan dari orang tua, sahabat dan masyarakat, ada hal lain lagi yang tidak kalah pentingnya yaitu dibutuhkan sebuah kondisi yang penuh dengan kompetisi dan dibutuhkannya seorang pelatih/instruktur/mentor untuk mengarahkan agar Guntur bisa selalu On The Track. Situasi kompetisi ini harus berlangsung setiap hari.
Guntur memulai kompetisi benar-benar dari bawah yaitu dari kampungnya sendiri dimana Guntur harus bisa mengalahkan juara kampung kemudian harus mengalahkan beberapa teman satu klub-nya agar bisa lolos seleksi dan yang terakhir kompetisi untuk merebut tempat sebagai atlet di Beasiswa Djarum. Disini-pun kompetisi belum berakhir, mereka semua harus bertanding satu sama lain sampai menjadi yang nomor 1 klub dan bertanding lagi sampai menjadi juara dunia. Klub Djarum Kudus sudah membuktikan bahwa tempatnya bisa dijadikan sebagai kawah Candradimuka bulutangkis.
Untuk menggapai mimpi yang lebih tinggi, dibutuhkan juga dukungan dari mereka yang lebih "kuat" dan dalam hal bulutangkis ini adalah dari Djarum Kudus rajanya.
Sebuah film yang bisa membangkitkan motivasi dan semangat untuk selalu terus berjuang menjadi yang terbaik dangan dukungan penuh dari orang-orang yang kita cintai dan yang paling mencintai kita yaitu KELUARGA.
Teringat kata-kata bapak kepada Guntur, .... eling tur, awakmu menang koen iku anakku... masio awakmu kalah koen iku tetep anakku" (...ingat tur, kamu menang kamu itu anakku... biarpun kamu kalah kamu tetap anakku). Bukti cinta keluarga kepada anak
Semoga kita selalu bisa mempunyai semangat yang tinggi dalam menggapai mimpi tanpa perlu meninggalkan keluarga.... amin
Salam sukses dunia akherat
Film yang menceritakan tentang mimpi dari orang tua yang menginginkan anaknya menjadi apa yang menjadi idolanya, dalam hal ini sang bapak ingin anaknya "Guntur" menjadi seperti tokoh idola yaitu Liem Swie King. Sang anak diberi pendidikan sama kerasnya seperti tokoh idola tetapi sang anak tidak diberi fasilitas memadai karena masalah kesulitan keuangan.
Tokoh sentral Guntur mempunyai sahabat namanya Raden yang baik dan banyak akal walaupun akalnya sering kali nyusahin orang lain. Bagai seorang sahabat, di satu saat mereka tertawa bersama, bermain bersama, nggoda cewek bersama dan di suatu saat yang lain, mereka juga "berantem", saling ngambek tidak negur. Tetapi biar bagaimanapun kondisinya mereka tetaplah sahabat yang melebihi daripada sekedar teman. "berantem" adalah bumbu dari sebuah persahabatan.
Guntur dalam upaya menggapai mimpi menjadi pebulutangkis terkenal tidak bisa berjalan sendiri, Guntur membutuhkan dorongan orang-orang sekitar, butuh support keluarga (bapak), teman (Raden & Michelle) dan masyarakat sekitar.
Dalam kondisi kekurangan dalam banyak hal, Guntur bisa membuktikan bahwa dia bisa memberikan yang terbaik buat masyarakat luas dan bisa dijadikan kebanggaan keluarga.
Selain dukungan dari orang tua, sahabat dan masyarakat, ada hal lain lagi yang tidak kalah pentingnya yaitu dibutuhkan sebuah kondisi yang penuh dengan kompetisi dan dibutuhkannya seorang pelatih/instruktur/mentor untuk mengarahkan agar Guntur bisa selalu On The Track. Situasi kompetisi ini harus berlangsung setiap hari.
Guntur memulai kompetisi benar-benar dari bawah yaitu dari kampungnya sendiri dimana Guntur harus bisa mengalahkan juara kampung kemudian harus mengalahkan beberapa teman satu klub-nya agar bisa lolos seleksi dan yang terakhir kompetisi untuk merebut tempat sebagai atlet di Beasiswa Djarum. Disini-pun kompetisi belum berakhir, mereka semua harus bertanding satu sama lain sampai menjadi yang nomor 1 klub dan bertanding lagi sampai menjadi juara dunia. Klub Djarum Kudus sudah membuktikan bahwa tempatnya bisa dijadikan sebagai kawah Candradimuka bulutangkis.
Untuk menggapai mimpi yang lebih tinggi, dibutuhkan juga dukungan dari mereka yang lebih "kuat" dan dalam hal bulutangkis ini adalah dari Djarum Kudus rajanya.
Sebuah film yang bisa membangkitkan motivasi dan semangat untuk selalu terus berjuang menjadi yang terbaik dangan dukungan penuh dari orang-orang yang kita cintai dan yang paling mencintai kita yaitu KELUARGA.
Teringat kata-kata bapak kepada Guntur, .... eling tur, awakmu menang koen iku anakku... masio awakmu kalah koen iku tetep anakku" (...ingat tur, kamu menang kamu itu anakku... biarpun kamu kalah kamu tetap anakku). Bukti cinta keluarga kepada anak
Semoga kita selalu bisa mempunyai semangat yang tinggi dalam menggapai mimpi tanpa perlu meninggalkan keluarga.... amin
Salam sukses dunia akherat
23 Juni 2009
Murah meriah menikmati Pekan Raya Jakarta 2009
Pekan Raya Jakarta atau yang sering disebut PRJ sudah mulai dibuka tanggal 11-Juni dan akan berlangsung selama 1 bulan. Acara ini untuk memperingati ulang tahun Jakarta dan menjadi agenda tahunan kota Jakarta.
Seperti tahun-tahun yang lalu, PRJ ini menjadi agenda tahunan yang wajib dikunjungi bersama keluarga bahkan sering juga saya sampai 2x kunjungan karena masih merasa belum puas. Tahun ini ongkos masuk masih sama dengan tahun lalu yaitu Rp. 20.000/orang pada hari Jum'at sampai Minggu. Cukup murah sekali dibandingkan kita harus bayar Rp. 50.000,-/orang pada acara Franchise Expo Internasional yang diadakan selama 3 hari di JCC.
Angkutan banyak banget ke PRJ, mulai dari Busway (katanya gratis tapi saya belum pernah nyoba), taksi (tahun lalu dari Jatiasih bekasi ke PRJ ongkosnya 75.000 belum termasuk tol), angkutan umum, mobil (parkir 10.000 sepuasnya), motor, jalan kaki.
Seperti tahun-tahun yang lalu, saya sekeluarga kalau datang ke PRJ selalu habis dhuhur dan sampai di PRJ biasanya jam 2. Tempat favorit yang kami kunjungi pertama kali adalah di Hall, kenapa.... karena diluar panas dan di hall AC-nya sejuk.... nikmattttt
Mampir juga di stand kawan-kawan TDA di Hall D3 Multi Produk "kalau gak salah..." sambil lihat-lihat. Rame juga stand-nya, berisi aneka macam produk.
Karena seringnya datang ke PRJ, saya mempunyai satu cara agar kita bisa berhemat sewaktu di PRJ... Ini saya ambil dari pengalaman pribadi, temen dan pengamatan
1. Bawa minuman air putih dari rumah, hal ini penting sekali karena kita akan kehausan selama keliling di PRJ. Memang di dalam banyak yang jual minuman tapi tetap kita akan keluar uang banyak hanya untuk beli minuman.
2. Kalau memang tidak mau bawa air dari rumah, nggak usah kuatir, kita juga masih bisa minum gratis dari beberapa stand yang menjual minuman. Ada juice, sirup, kopi, teh rosella, jahe dan masih baaaaaaanyak lagi yang bisa kita minum. Ditanggung kita tidak akan kehausan.
3. Kalau memang tidak mau makan di PRJ, kita juga bisa pakai cara no 2, ada banyak stand yang menyediakan makanan tapi sayangnya ini semua adalah makanan ringan. Tapi biarpun makanan ringan tetap aja masih bisa kenyang asalkan setiap kali jalan mau ngambil makanannya.
4. Duduk dimana aja kalau memang capek, kita tidak akan menemukan kursi untuk duduk kecuali kita pura-pura tanya produk ke suatu stand.
5. Mau pijet gratis sambil dielus-elus cewek atau cowok....???? datang ke stand alat kesehatan, 30 menit aja kita dengerin promosi salesnya sambil pasang muka tertarik maka akan hilang capek kita. Untuk ngeles-nya... puji saja produk mereka, minta kartu nama dan besok kita akan hubungi lagi... dijamin capek hilang dan kita tidak malu
6. Beli barang yang khas di PRJ atau yang memang dibutuhkan. Di PRJ tidak semua barang murah. Contoh, sandal lucu yang di pasaran Rp. 18.000,- tapi di PRJ di jual Rp. 30.000,-. Kerak telor biasanya Rp. 8.000,- tapi di PRJ dijual Rp. 15.000,-
7. Tidak usah mandi bola atau mainan yang lain di PRJ, kenapa..... sebab antriannya panjang dan ada beraneka macam orang yang main disitu. Permainannya tidak ada yang aneh, semuanya sudah ada di mall-mall. Sayang sekali kalau ke PRJ cuma buat mainan seperti itu.
Saya sempat tanya ke penjual kerak telor di dalam lokasi PRJ mengenai sewa tempat. Mereka bilang sewanya Rp. 3.000.000,- per 7 hari dan katanya masih bisa ketutup.... hebat
Kalau yang didalam pasti tinggi sewanya tapi akan jauh lebih murah kalau bisa patungan seperti yang dilakukan kawan-kawan TDA.
Sukses buat teman-teman TDA, semoga sinergi antara PRJ dan TDA bisa mempercepat apa yang menjadi mimpi teman-teman dan sampai ketemu lagi di PRJ..eh salah.... sampai ketemu lagi di Jakarta Fair Kemayoran 2010
Salam sukses dunia akherat
Seperti tahun-tahun yang lalu, PRJ ini menjadi agenda tahunan yang wajib dikunjungi bersama keluarga bahkan sering juga saya sampai 2x kunjungan karena masih merasa belum puas. Tahun ini ongkos masuk masih sama dengan tahun lalu yaitu Rp. 20.000/orang pada hari Jum'at sampai Minggu. Cukup murah sekali dibandingkan kita harus bayar Rp. 50.000,-/orang pada acara Franchise Expo Internasional yang diadakan selama 3 hari di JCC.
Angkutan banyak banget ke PRJ, mulai dari Busway (katanya gratis tapi saya belum pernah nyoba), taksi (tahun lalu dari Jatiasih bekasi ke PRJ ongkosnya 75.000 belum termasuk tol), angkutan umum, mobil (parkir 10.000 sepuasnya), motor, jalan kaki.
Seperti tahun-tahun yang lalu, saya sekeluarga kalau datang ke PRJ selalu habis dhuhur dan sampai di PRJ biasanya jam 2. Tempat favorit yang kami kunjungi pertama kali adalah di Hall, kenapa.... karena diluar panas dan di hall AC-nya sejuk.... nikmattttt
Mampir juga di stand kawan-kawan TDA di Hall D3 Multi Produk "kalau gak salah..." sambil lihat-lihat. Rame juga stand-nya, berisi aneka macam produk.
Karena seringnya datang ke PRJ, saya mempunyai satu cara agar kita bisa berhemat sewaktu di PRJ... Ini saya ambil dari pengalaman pribadi, temen dan pengamatan
1. Bawa minuman air putih dari rumah, hal ini penting sekali karena kita akan kehausan selama keliling di PRJ. Memang di dalam banyak yang jual minuman tapi tetap kita akan keluar uang banyak hanya untuk beli minuman.
2. Kalau memang tidak mau bawa air dari rumah, nggak usah kuatir, kita juga masih bisa minum gratis dari beberapa stand yang menjual minuman. Ada juice, sirup, kopi, teh rosella, jahe dan masih baaaaaaanyak lagi yang bisa kita minum. Ditanggung kita tidak akan kehausan.
3. Kalau memang tidak mau makan di PRJ, kita juga bisa pakai cara no 2, ada banyak stand yang menyediakan makanan tapi sayangnya ini semua adalah makanan ringan. Tapi biarpun makanan ringan tetap aja masih bisa kenyang asalkan setiap kali jalan mau ngambil makanannya.
4. Duduk dimana aja kalau memang capek, kita tidak akan menemukan kursi untuk duduk kecuali kita pura-pura tanya produk ke suatu stand.
5. Mau pijet gratis sambil dielus-elus cewek atau cowok....???? datang ke stand alat kesehatan, 30 menit aja kita dengerin promosi salesnya sambil pasang muka tertarik maka akan hilang capek kita. Untuk ngeles-nya... puji saja produk mereka, minta kartu nama dan besok kita akan hubungi lagi... dijamin capek hilang dan kita tidak malu
6. Beli barang yang khas di PRJ atau yang memang dibutuhkan. Di PRJ tidak semua barang murah. Contoh, sandal lucu yang di pasaran Rp. 18.000,- tapi di PRJ di jual Rp. 30.000,-. Kerak telor biasanya Rp. 8.000,- tapi di PRJ dijual Rp. 15.000,-
7. Tidak usah mandi bola atau mainan yang lain di PRJ, kenapa..... sebab antriannya panjang dan ada beraneka macam orang yang main disitu. Permainannya tidak ada yang aneh, semuanya sudah ada di mall-mall. Sayang sekali kalau ke PRJ cuma buat mainan seperti itu.
Saya sempat tanya ke penjual kerak telor di dalam lokasi PRJ mengenai sewa tempat. Mereka bilang sewanya Rp. 3.000.000,- per 7 hari dan katanya masih bisa ketutup.... hebat
Kalau yang didalam pasti tinggi sewanya tapi akan jauh lebih murah kalau bisa patungan seperti yang dilakukan kawan-kawan TDA.
Sukses buat teman-teman TDA, semoga sinergi antara PRJ dan TDA bisa mempercepat apa yang menjadi mimpi teman-teman dan sampai ketemu lagi di PRJ..eh salah.... sampai ketemu lagi di Jakarta Fair Kemayoran 2010
Salam sukses dunia akherat
Langganan:
Postingan (Atom)